Kamis, 12 Januari 2012
Mancini Desak Suarez Minta Maaf
Tag
Manajer Manchester City, Roberto Mancini menganggap striker Liverpool, Luis Suarez bukanlah seorang rasis. Namun Mancini berharap pemain internasional Uruguay itu berbesar hati mengakui kesalahan yang telah ia lakukan.
Suarez saat ini menjalani larangan tampil di delapan laga Liverpool setelah dinyatakan bersalah melakukan tindakan rasis terhadap bek Manchester United, Patrick Evra beberapa waktu lalu.
"Saya tidak menganggap Suarez seorang rasis. Tapi memang dia telah melakukan kesalahan," ujar Mancini seperti dikutip dari Mirror Football, Kamis, 12 Januari 2012.
"Terkadang Anda melakukan yang sebenarnya tidak ingin Anda lakukan di atas lapangan. Karena Anda merasa gugup dan sulit berpikir ketika berlaga. Oleh karenanya penting untuk mengatakan: Saya menyesal telah berbuat kesalahan dan saya meminta maaf," tambah pelatih berusia 47 tahun itu.
Mancini yang merupakan mantan pemain Sampdoria, Lazio dan timnas Italia ini menyadari bagaimana komentar panas dapat dengan mudah terlontar dari mulut pemain kala laga berlangsung sengit.
Apalagi mayoritas para pemain adalah pemain muda yang emosinya kerap mudah terpancing. "Di lapangan, apa pun bisa terjadi karena Anda tidak berpikir, karena Anda lelah, karena Anda bodoh ketika Anda masih muda," lanjut pelatih berusia 47 tahun itu.
Suarez saat ini menjalani larangan tampil di delapan laga Liverpool setelah dinyatakan bersalah melakukan tindakan rasis terhadap bek Manchester United, Patrick Evra beberapa waktu lalu.
"Saya tidak menganggap Suarez seorang rasis. Tapi memang dia telah melakukan kesalahan," ujar Mancini seperti dikutip dari Mirror Football, Kamis, 12 Januari 2012.
"Terkadang Anda melakukan yang sebenarnya tidak ingin Anda lakukan di atas lapangan. Karena Anda merasa gugup dan sulit berpikir ketika berlaga. Oleh karenanya penting untuk mengatakan: Saya menyesal telah berbuat kesalahan dan saya meminta maaf," tambah pelatih berusia 47 tahun itu.
Mancini yang merupakan mantan pemain Sampdoria, Lazio dan timnas Italia ini menyadari bagaimana komentar panas dapat dengan mudah terlontar dari mulut pemain kala laga berlangsung sengit.
Apalagi mayoritas para pemain adalah pemain muda yang emosinya kerap mudah terpancing. "Di lapangan, apa pun bisa terjadi karena Anda tidak berpikir, karena Anda lelah, karena Anda bodoh ketika Anda masih muda," lanjut pelatih berusia 47 tahun itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar